Rabu, 20 November 2013

Teori Bilangan


3.1. Keterbagian

Kita telah mengetahui bahwa 13 dibagi 5 hasil baginya 2 dan sisanya 3 dan ditulis sebagai :
\frac{13}{5} = 2 + \frac {3}{5}  atau 13 = 2 x 5 + 3
Secara umum, apabila a bilangan bulat dan b bilangan bulat positif, maka ada tepat satu bilangan bulat q dan r sedemikian hingga :
a = qb + r ,   0 < r < b
dalam hal ini, q disebut hasil bagi dan r sisa pada pembagian “a dibagi dengan b”. Jika r = 0 maka dikatakan a habis dibagi b dan ditulis b|a. Untuk a tidak habis dibagi b ditulis b ditulis b ł a.
Sifat-sifat keterbagian :
  1. a|b dan b|c maka a|c
  2. ab|c maka a|c dan b|c
  3. a|b dan a|c maka a|(bx + cy) untuk sembarang bilangan bulat x dan y.
Di sini akan dibuktikan sifat (1). Pembuktian sifat (2) dan (3) diserahkan kepada pembaca.
Bukti sisfat (1)
a|b maka b = ka
b|c maka c = lb = l (kl)a maka a|c.
Di bawah ini adalah kaidah-kaidah menentukan keterbagian suatu bilangan yang cukup besar.
  1. Keterbagian oleh 2″
    Suatu bilangan habis dibagi 2n jika n bilangan terakhir dari bilangan tersebut habis dibagi 2n.
    A1. Untuk n = 1 berarti suatu bilangan habis dibagi 2 jika angka terakhir dari bilangan tersebut habis dibagi 2.
    A2. Untuk n = 2 berarti suatu bilangan habis dibagi 4 jika 2 bilangan terakhir dari bilangan tersebut habis dibagi 4
    A3. Untuk n = 3 berarti suatu bilangan habis dibagi 8 jika 3 bilangan terakhir dari bilangan tersebut habis dibagi 8.
    Yang akan dibuktikan di sini adalah kaidah A1. Pembuktian kaidah A2 dan A3 diserahkan kepada pembaca.
Bukti kaidah A1
Misalkan bilangan itu :
a = …a3 a2 a1 a0
= 10(a3 a2 a1) + a0
Karena 10 (….a3 a2 a1) habis dibagi 2 maka agar a habis dibagi 2 maka haruslah a0 habis dibagi 2.
Contoh soal 1
Tentukan apakah 173332 habis dibagi oleh :
a). 2 b). 4 c). 8
pembuktian :
a). Karena 2|2 maka 2|173332
b). Karena 4|32 maka 4|173332
c). Karena 8 ł 332 maka 8 ł 173332
  1. Keterbagian 3, 9, dan 11
    Misalkan bilangan yang akan dibagi adalah a = an an-1 an-2 … a1 a0.
    B1. Bilangan a habis dibagi 3 jika jumlah angka-angkanya (an + an-1 + … + a1 + a0) habis dibagi 3
    B2. Bilangan a habis dibagi 9 jika jumlah angka-nagkanya (an + an-1 + … + a1 + a0) habis dibagi 9
    B3. Bilangan a habis dibagi 11 jika jumlah silang tanda ganti angka-angkanya (an – an-1 + an-2 + … ) habis dibagi 11
    Yang akan dibuktikan di sini adalah kaidah B1. Pembuktian kaidah B2 dan B3 diserahkan kepada pembaca.
Bukti kaidah B1.
a = an an-1 … a1 a0
= an X 10n + an-1 X 10n-1 + … + a1 X 10 + a0 X 100
= an X (9 + 1)n + an-1 X (9 + 1)n-1 + … + a1 X (9 + 1) + a0
= an[9n + n . 9n-1 + ... + 9n] + an + an-1 [9n-1 + (n-1)9n-2 + ... + 9(n-1)] + an-1 + … + 9a1 + a1 + a0
Dapat dipilih menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah jumlah semua suku yang merupakan kelipatan 9 yang dilambangkan sebagai K(a) dan bagian kedua adalah jumlah angka-angka :
Q(a) = an + an-1 + …
+ a1 + a0
Maka :    a = K(a) + Q(a)
Karena 3 | K(a) maka agar 3|a haruslah 3 | Q(a)
Contoh soal 2
Tentukan apakah 1815 habis dibagi :
a). 3 b). 9 c). 11
penyelesaian :
jumlah angka-angka 1815 = 1 + 8 + 1 + 5 = 15
a). Karena 3|15 maka 3|1815
b). Karena 9 ł 15 maka 9 ł 1815
c). Jumlah-silang tanda-ganti angka-angka bilangan 1815 = 1 – 8 + 1 – 5 = -11
Karena 11|-11 maka 11|1915
Contoh soal 3
Bilangan berangka enam berikut a1989b habis dibagi 72. Tentukan a dan b
Penyelesaian :
72 = 8 x 9. Karena itu 8|a1989b b = 6
Juga 9|a + 1 + 9 + 8 + 9 + b = a = 33 a = 3
  1. BILANGAN KHUSUS
    Di pasal ini, kita akan membahas beberapa bilangan khusus yakni bilangan prima, bilangan komposist dan bilangan kuadrat.
  1. Bilangan Prima dan Komposit
    Bilangan prima adalah bilangan asli yang hanya dapat dibagi oleh bilangan itu sendiri dan satu. Dengan perkataan lain, bilangan prima hanya mempunyai dua faktor. Misalnya 2, 3, 5, 7, 11, … bilangan asli yang mempunyai lebih dari dua faktor disebut bilangan komposit (majemuk). Misal 4, 6, 8, 9, …
Teorema : (Topik Erotosthenes)
Untuk setiap bilangan komposit n ada bilangan prima p sehingga p|n dan p .
Teorema di atas mempunyai makna yang sama dengan “jika tidak ada bilangan prima p yang dapat membagi n dengan p maka n adalah bilagan prima”.
Contoh soal 4
Tentukan bilangan-bilangan berikut merupakan bilangan prima atau majemuk.
a). 157 b). 221
penyelesaian :
a). Bilangan-bilangan prima yang adalah 2, 3, 5, 7, 11. Karena tidak ada dari bilangan-bilangan prima 2, 3, 5, 7, 11 yang dapat dibagi 157, maka 157 merupakan bilangan prima.
b). Bilangan-bilangan prima yang adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13. Karena 13|221 maka 221 merupakan bilangan komposit.
Contoh soal 5
Tentukan pasangan-pasangan bilangan asli a dan b sehingga a2 – b2 = 1991.
Penyelesaian :
Karena 1991 merupakan bilangan komposit (1991 = 11 X 181) maka :
A2 – b2 = 1991
(a – b)(a + b) = 1991 (1 X 1991 atau 11 X 181) atau (a – b)(a + b) = 11 X 181
Kemungkinan I    Kemungkinan II
a + b    = 1991     a + b    = 181
a  -  b    = 1 +         a  – b    = 11 +
2a    = 1992           2a    = 192
a    = 996     a    = 96
b    = 995     b    = 85
Jadi pasangan-pasangan bilangan asli a dan b yang memenuhi a2 – b2 = 1991 adalah (996, 995) dan (96, 85)
  1. Bilangan kuadrat
    Ada tiga hal penting yang perlu duketahui tentang bilangan kuadrat, yaitu :
    1. Angka satuan yang mungkin untuk bilangan kuadrat adalah 0, 1, 4, 5, 6, dan 9
    2. Setiap bilangan kuadrat dibagi 4 maka sisanya 0 atau 1
    3. Jika p bilangan prima dan p|n2 maka p2|n2
Contoh soal 6
Carilah suatu bilangan kuadrat sempurna yang angka-angkanya berturut-turut adalah :
k, k + 1, k + 2, 3k, k + 3
penyelesaian :
  • Angka pertama adalah k maka k yang mungkin adalah 1, 2, 3, … , 9 ………………………    (1)
  • Angka ketiga adalah 3k maka k yang mungkin adalah 0, 1, 2, 3 ……………………………..    (2)
    Dari (1) dan (2), maka k yang mungkin terjadi 1, 2, 3.
  • Bilangan kuadrat yang mungkin adalah 12334, 233465, 34596.
  • Selanjutnya 12334 dibagi 4 bersisa 2 berarti 12334 bukan bilangan kuadrat.
  • 5 karena 4693 tidak lagi dapat dibagi 5 maka 23465 bukan bilangan kuadrat.
    2    34596 bilangan 334596 = 22 . 32 . 312, berarti 34596 merupakan bilangan kuadrat.
    2    17298
    3     8649
    3     2883
    31     961
    31     31
    1
Jadi bilangan kuadrat yang dicari adalah 34596.
  1. GCD DAN ALGORITMA EUCLID
    Jika a dan b sembarang bilangan bulat dan d bilangan bulat yang memenuhi sifat d|a dan d|b, maka d disebut pembagi persekutuan dari a dan b. Nilai terbesar dari d disebut pembagi persekutuan terbesar Greater Common Divisor (GCD) dan ditulis dengan GCD (a, b)
    Misal : GCD (8, 12) = 4
    Pembagi persekutuan terbesar dapat juga ditentukan dengan menggunakan Algoritma Euclede.
Teorema (Algoritma Euclede)

Diberikan dua bilangan bulat a dan b dengan a > b > 0, maka GCD (a, b) bisa dicari dengan mengulang algoritma pembagian.
a = q1b + r1 0 < r1 < b
b = q2 r1 + r2 0 < r2 < r1
r1 = q3 r2 + r3 0 < r3 < r2
rn-2 = qn rn-1 + rn 0 < rn-1 < rn-2
rn-1 = qn+1 rn + 0
maka rn , sisa terakhir dari pembagian di atas yang bukan nol merupakan GCD (a, b).
Contoh Soal 7
Tentukan GCD (4840, 1512)
Penyelesaian :
4840 = 3 X 1512 + 304
1512 = 4 X 304 + 296
304 = 1 X 296 + 8
296 = 37 X 8 + 0
Jadi : GCD (4840, 1512) = 8
Jika GCD (a, b) = c maka ada bilangan bulat m dan n sehingga am + bn = c. Mencari m dan n digunakan AlgoritmaEuclede.
Seperti pada contoh soal 7 di dapat bahwa GCD (4840, 1512) = 8, maka ada bilangan bulat m dan n segingga 4840m + 1512n = 8. Mencari m dan n dimulai dari baris kedua dari bawah pada Algoritma EucledeI.
8    = 304 – 296
= 304 – (1512 – 4 X 304) = -1512 + 5 X 304
= -1512 + 5 (4840 – 3 X 1512)
8    = 5 X 4840 – 16 X 1512 maka m = 5 dan n = -16
Jika GCD (a, b) = 1 maka a dan b dikatakan saling prima.
Contoh soal 8
Buktikan bahwa jika GCD (a, b) = 1 dan a|bc, maka a|c
Bukti :
Karena GCD (a, b) = 1, maka terdapat bilangan-bilangan m dan n sehingga 1 = ma + nb.
Diketahui a|bc, berarti terdapat bilangan bulat k sehingga bc = ak.
Dengan menggandakan persamaan 1 = ma + nb dengan c didapat :
c = mac + nbc
c = mac + nak
c = a(mc + nk) Û a|c
Contoh soal 9
Jika GCD (a, m) = GCD (b, m) = 1, maka buktikan bahwa GCD (ab, m) = 1.
Bukti :
1    = ax0 + my0
= bx1 + my1
Sehingga : (ax0 + bx1) = (1 – my0)(1 – my1)
= 1 – my1 – my0 + m2y0y1
= 1 – m (y1 + y0 – my0y1)
Tulis :    y1 + y0 – my0y1 = y2 , maka :
ab (x0x1) + m(y2) = 1 maka GCD (ab, m) = 1
  1. KONGRUEN
    Diberikan bilangan bulat n yang lebih besar dari 1 dan bilangan-bilangan bulat a dan b. Bilangan a dikatakan kongruen dengan b modulo n, dituliskan dengan a º b (mod n) jika a dan b memberikan sisa yang sama apabila dibagi oleh n.
Contoh soal 10
Jika a dan b kongruen modulo m, buktikan bahwa selisishnya dapat dibagi m.
Bukti :
a º b (mod m) Þ a = q1m + r dan b = q2m + r
a – b = (q1 – q2)m, akibatnya m | (a – b)
Contoh soal 11
Buktikan bahwa (an + b)m = bm mod (n)
Bukti :
Membuktikan (an + b)m
º bm mod (n) sama artinya dengan membuktikan ada bilangan bulat k sehingga (an + b)m – bm = kn.
Bukti :
(an + b)m – bm = (an)m + m(an)m-1. b + … + m(an)bm-1 + bm – bm
= {a(an)m-1 + am(an)m-2 + … + am(b)m-1}n
= kn (terbukti )
Rumusan pada contoh nomor 11 di atas dapat digunakan menentukan sisa pembagian bilangan yang cukup benar.
Contoh soal 12
Tentukan angka satuan bilangan 19971991.
Penyelesaian :
Angka satuan 19971991 º sia pembagian 19971991 oleh 10
º (199 X 10 + 7)1991 mod (10)
º 71991 mod (10)
º 74 X 497 + 3 mod (10)
º (74)487 X 73 mod (10)
º (2421)497 X 343 mod (10)
º 1 X 3 mod (10)
º 3 mod (10)
Jadi angka satuan 19971991 adalah 3.
Contoh soal 13
Tentukan sisa jika 319 dibagi oleh 14.
Penyelesaian :
319 mod (14)    º 33 X 6 + 1 mod (14)
º (33)6 X 31
mod (14)
º (2 X 14 – 1)6 X 3 mod (14)
º (-1)6 X 3 mod (14)
319 º 3 mod (14)
Jadi sisa pembagian 319 oleh 14 adalah 3.
Contoh soal 14
Tentukan sisa 31990 jika dibagi 41.
Penyelesaian :
31990 m od (41)    º 34 X 497 + 2 mod (41)
º (34)497 X 32 mod (41)
º (2 X 41 – 1)497 X 9 mod (41)
º (-1)497 X 9 mod (41)
º -9 mod (41)
º (41 – 9) mod (41)
º 31 mod (41)
Jadi sisa 31990 dinagi oleh 41 adalah 32.
  1. PERSAMAAN DIOPHANTINE
    Suatu persamaan berbentuk ax + by = c dengan a, b, c bilangan-bilangan bulat dan a, b dua-duanya bukan nol disebut persamaan liner diophantine jika penyelesaiannya dicari untuk bilangan-bilangan bulat.
Teorema :
Persamaan liner diophantine ax + by = c mempunyai penyelesaian jika dan hanya jika pembagi persekutuan terbatas dari a dan b membagi c.
Bukti :
Misalkan d = GCD (a, b) dan d|c
d|c Û ada k bulat sehingga c = kd.
d|GCD (a, b) Û ada bilangan bulat m dan n sehingga am + bn = d.
a(km) + b (kn) = kd
a(km) + b (kn) = c
berarti x = mk dan y = nk
Teorema :
Jika d = GCD (a, b) dan x0 , y0 penyelesaian persamaan diophantine ax + by = c, maka penyelesaian umum persamaan tersebut adalah :
x = x0 + dan y = y0 – dengan k parameter bilangan bulat.
Contoh soal 15
Tentukan penyelesaian umum persamaan diophantine 738x + 621y = 45
Penyelesaian :
Mencari GCD (738, 621) dengan Algoritma Euclide.
738 = 1 X 621 + 117
621 = 5 X 117 = 36
117 = 3 X 36 + 9
36 = 4 X 9 + 0
Jadi GCD (738, 621). Karena 9|45 maka persamaan di atas mempunyai penyelesaian.
Menentukan 9 sebagai kombinasi 738 dan 621.
9    = 117 – 3 . 36
= 117 – 3 (621 – 5 X 117) = -3 X 621 + 16 X 117
= -3 X 621 + 16 (738 – 621)
9    = 16 X 738 – 19 X 621
Kalikan kedua ruas dengan 5
45 = 80 X 738 – 45 X 621
Sehingga didapat x0 = 80, y0 = -95
Penyelesaian umumnya adalah :
x = 80 +
x = -95 –
Contoh soal 16
Tentukan x dan y bulat positif yang memenuhi persamaan 7x + 5y = 100
Penyelesaian :
GCD (7, 5) = 1. Karena 1|100 maka persamaan mempunyai penyelesaian.
Dengan mudah bisa ditulis.
1 = 3 . 7 – 4 . 5
100 = 7 X 300 + 5 X (-400). Maka x0 = 300, y0 = -400
Penyelesaian umumnya adalah :
x = 300 + 5k
Y = -400 – 7k
Karena yang diinginkan penyelesaian positif, maka harus dipenuhi kedua pertidaksamaan :
300 + 5k > 0
-400 – 7k > 0
Yaitu : 60 < k < -57
Jadi persamaan diophantine 7x + 5y = 100 mempunyai tepat dua penyelesaian positif yaitu untuk k = -59, dan k = -58 maka x = 5, y = 13 dan untuk k -58 maka x = 10, y = 6.
SOAL LATIHAN BAB III

  1. Tentukan bilangan empat digit abcd yang memenuhi 4 X (abcd) = dcba
    Penyelesaian :
    4 X (abcd) = dcba (empat digit), maka nilai a yang mungkin adalah 1 atau 2
    4 X (abcd) = … a (beersatuan genap) maka a tidak mungkin 1. Jadi haruslah a = 2. Agar a = 2 maka haruslah d = 8.
    3
    2bc8
    4 x
    8cb2
4 X b < 10 maka b yang mungkin 0, 1, 2
4 X c + 3 tidak mungkin bersatuan 0 atau 2. Jadi haruslah b = 1
Karena b = 1 maka haruslah c = 7.
Dengan demikian bilangan yang dimaksud adalah 2178.
  1. Jika ditulis dalam bilangan basis 10, tentukan banyaknya angka bilangan 416 X 525.
    Penyelesaian :
    416 X 525 = 232 X 525
    = 27 X 225 x 525
    = 128 X (2 X 5)25
    = 128 X 1025
    = 1,28 X 1027
    Banyaknya angka dari 416 X 525 = 28 angka.
  2. Tentukan banyaknya angka nol terakhir dari 1000!
    Penyelesaian :
  • Angka satuan ysng menghasilkan angka nol adalah kelipatan 5 dikali kelipatan 2 yakni sebanyak .
  • Angka puluhan yang menghasilkan angka nol sebanyak .
  • Angka ratusan yang menghasilkan angka nol sebanyak
    Jadi banyak angka nol terakhir dari 1000! Adalah 200 + 40 + 8 + 1 = 249
  1. Tentukan dua angka terakhir dari bilangan 31234
    Penyelesaian :
    Dua angka terakhir 31234 = sisa pembagian 31234 o leh 100.
    31234 mod (100) º (35)206 mod (100)
    º (243)206 X 34 mod (100)
    º (43)2 X 103 X 81 mod (100)
    º (1849)103 X 81 mod (100)
    º (49)2 X 51 + 1 X 81 mod (100)
    º (2401)51 X 49 X 81 mod (100)
    º 151 X 3969 mod (100)
    º 69 mod (100)
    Jadi dua angka terakhir dari bilangan 31234 adalah 69.
  2. Tunjukkan bahwa 3105 + 4105 habis dibagi 7
    Penyelesaian :
    3105 + 4105 mod 97)    = 3105 + (7 – 3)105 mod (7)
    = 3105 + (-3)105 mod (7)
    = 0 mod (7)
    Kesimpulan : 3105 + 4105 habis dibagi 7
  3. Untuk n bilangan asali, buktikan bahwa n3 + 5n habis dibagi 6.
    Penyelesaian :
    n3 + 5n    = n3 – n + 6n
    = (n – 1)n (n + 1) + 6n
    Karena (n – 1)n (n + 1) merupakan tiga bilangan bulat yang berurutan, maka (n – 1)n (n – 1) habis dibagi 6. Dengan demikian n3 + 5n habis dibagi 6.
  4. Jika n > 4 merupakan bilangan komposit, maka tunjukkan bahwa n|(n – 1)
    Penyelesaian :
    Karena n bilangan komposit, maka trdapat bilangan bulat n1, n2 sehingga n = n1 n2 dan n1, n2 > 1. Jelas bahwa n1, n2 < n. Dua kasus yang mungkin adalah :
  • n1 = n2, maka kedua bilangan termasuk ke dalam perkalian
    (n – 1)! = 1, 2 … (n – 1)
    Akibatnya n|(n – 1)!
  • n1 = n2, maka n = n12. Karena n > 4 maka n1 > 2. Dengan demikian n = n12 = n1 n1 > 2n, hal ini mengakibatkan n1 dan 2n1 kurang dari n masuk ke dalam perkalian
    (n – 1) | = 1, 2 … (n – 1)
    Jadi : 2n12 | (n – 1)! Maka n|(n – 1)!
  1. Jika n bilangan bulat, tunjukkan bahwa n4 – 20n2 + 4 bukan bilangan prima.
    Penyelesaian :
    n4 – 20n2 + 4    = n4 – 4n2 + 4 – 16n2
    = (n2 – 2)2 – 16n2
    = (n2 – 2 – 4n)(n2 – 2 + 4n)
    Misalkan :     n2- 2 – 4n = 1
    n2 – 4n – 3 = 0
    n1 . 2 =
    Jika n bulat maka n2 – 2 – 4n = 1
    Dengan cara yang sama didapat bahwa n2 – 2 – 4n 1 dan n2 – 2 – 4n 1.
    Kesimpulan : jika n bulat maka n4 – 20n2 + 4 bukan bilangan prima.
  2. Jika p > 3 bilangan prima, tunjukkan bahwa 24|p2 – 1
    Penyelesaian :
    Karena p > 3 bilangan prima maka p – 1 dan p + 1 bilangan genap, yang satunya dapat dibagi 2 dan satunya lagi dapat dibagi 4; akibatnya 8|p2 – 1 ………………………………………………..    (1)
    Sekarang perhatikan bahwa salah satu dari bilangan p – 1, p, p + 1 dapat dibagi 3. Karena p prima yang lebih besar dari 3 maka 3 ł p; akibatnya 3|p2 – 1 ………………………………………    (2)
    Karena 3 dan 8 saling prima maka dari (1) dan (2) didapat 24|p2 – 1.
  3. Buktikan bahwa hanya ada satu nilai n yang membuat 28 + 211 + 2n kuadrat sempurna.
    Penyelesaian :
    Misalkan 28 + 211 + 2n = m2
    2n = m2 – 28 (1 + 23)
    = m2 – 28 . 9
    2n = (m – 48)(m + 48)
    Menurut teorema Faktorisasi Tunggal, maka ada bilangan bulat tidak negatif s dan t sehi8ngga ;
    M – 48 = 2s. m + 48 = 2t, s + t = n
    Jadi :
    2s + 48 = 2t – 48
    2t – 2s = 96 Þ 2s (2t – s – 1) = 25 X 3
    S = 5 dan r = 7
    maka n = s + t = 12
 BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANG

bangun datar dan bangun ruang termasuk kedalam materi pelajaran Matematika untuk Kelas 5 Sekolah Dasar. Disini siswa mulai diperkenalkan pada berbagai macam bentuk bangun ruang dan bangun datar.
Dalam materi ini ada beberapa materi yang akan dibahas yaitu jenis segitiga, cara menggambar segitiga, rumus persegi panjang, rumus segitiga, rumus trapesium, ciri-ciri lingkaran, bangun datar belah ketupat, ciri-ciri layang-layang, bangun datar elips, jenis prisma, bangun ruang balok, bangun ruang sederhana limas, ciri-ciri kerucut, ciri-ciri tabung, jaring-jaring bangun ruang, jaring-jaring balok, jaring-jaring prisma segitiga, jaring-jaring limas segitiga, jaring-jaring limas segiempat, jaring-jaring tabung, jaring-jaring kerucut.
Materi-materi Bangun Datar dan Bangun Ruang diatas dibahas selengkapnya dibawah ini :
image preview
image preview
image preview
image preview
image preview
image preview
image preview
image preview
image preview
image preview
image preview
image preview
image preview
image preview
image preview
image preview
Itulah materi pembelajaran Matematika kelas 5 sekolah dasar tentang Materi Bangun Datar dan Bangun Ruang. Materi ini bisa anda download dalam bentuk PDF dengan mengklik logo PDF di akhir artikel ini.
Semoga materi pelajaran Materi Bangun Datar dan Bangun Ruang ini dapat memberikan manfaat bagi anda semua. Jangan lupa baca juga artikel materi pelajaran lainnya dari Pusat Materi.

Bangun datar


Bangun datar merupakan sebutan untuk bangun-bangun dua dimensi.

Macam bangun datar

Jenis bangun datar bermacam-macam, antara lain persegi, persegi panjang, segitiga, jajar genjang, trapesium, layang-layang, belah ketupat, dan lingkaran.
Nama-nama Bangun Datar
  • Persegi Panjang, yaitu bangun datar yang mempunyai sisi berhadapan yang sama panjang, dan memiliki empat buah titik sudut siku-siku.
  • Persegi, yaitu persegi panjang yang semua sisinya sama panjang.
  • Segitiga, yaitu bangun datar yang terbentuk oleh tiga buah titik yang tidak segaris.. macam macamnya: segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga siku-siku, segitiga sembarang
  • Jajar Genjang, yaitu segi empat yang sisinya sepasang-sepasang sama panjang dan sejajar.
  • Trapesium, yaitu segi empat yang memiliki tepat sepasang sisi yang sejajar.
  • Layang-layang, yaitu segi empat yang salah satu diagonalnya memotong tegak lurus sumbu diagonal lainnya.
  • Belah Ketupat, yaitu segi empat yang semua sisinya sama panjang dan kedua diagonalnya saling berpotongan tegak lurus.
  • Lingkaran, yaitu bangun datar yang terbentuk dari himpunan semua titik persekitaran yang mengelilingi suatu titik asal dengan jarak yang sama. jarak tersebut biasanya dinamakan r, atau radius, atau jari-jari.
____________________________________________________________________________________________________________________________________________

Rumus bangun datar

Rumus Bangun Datar
  • Rumus Persegi
Luas = s x s = s2 ( Luas = ½ x diagonal (d) 1 x diagonal (d) 2, 'sudah dibuktikan' )
Keliling = 4 x s
dengan s = panjang sisi persegi
  • Rumus Persegi Panjang
Luas = p x l
p = Luas : lebar
l = Luas : panjang
Keliling = 2p + 2l = 2 x (p + l)
dengan p = panjang persegi panjang, dan l = lebar persegi panjang
  • Rumus Segitiga
Luas = ½ x a x t
dengan a = panjang alas segitiga, dan t = tinggi segitiga
Panjang sisi miring segitiga siku-siku dicari dengan rumus Phytagoras (A2 + B2 = C2)
  • Rumus Jajar Genjang
Luas = a x t
dengan a = panjang alas jajargenjang, dan t = tinggi jajargenjang
  • Rumus Trapesium
Luas = ½ x (s1 + s2) x t
dengan s1 dan s2 = sisi-sisi sejajar pada trapesium, dan t = tinggi trapesium
  • Rumus Layang-layang
Luas = ½ x diagonal (d) 1 x diagonal (d) 2
  • Rumus Belah Ketupat
Luas = ½ x diagonal (d) 1 x diagonal (d) 2
  • Rumus Lingkaran
Luas = π (pi) x jari-jari (r) 2
        = πr2
Sifat-sifat bangun datar
  • Layang-layang = terbagi atas 2 digonal yang berbeda ukurannya
  • Persegi = semua sisi-sisinya sama panjang, semua sudut sama besar, kedua diagonal berpotongan tegak lurus dan sama panjang.
  • Persegi panjang = sisi yang behadapan sama panjang, semua sudut sama besar
  • Belah ketupat = semua sisi-sisinya sama panjang, sudut yang berhadapan sama besar, kedua diagonalnya tidak sama panjang dan berpotongan tegak lurus.
  • Jajar genjang = sisi yang berhadapan sama panjang, sudut yang berhadapan sama besar
  • Lingkaran = memiliki simetri lipat dan simetri putar yang tak terhingga jumlahnya

Lingkaran


Elemen-elemen suatu lingkaran.
Dalam geometri Euklid, sebuah lingkaran adalah himpunan semua titik pada bidang dalam jarak tertentu, yang disebut jari-jari, dari suatu titik tertentu, yang disebut pusat. Lingkaran adalah contoh dari kurva tertutup sederhana, membagi bidang menjadi bagian dalam dan bagian luar.

Elemen lingkaran

Elemen-elemen yang terdapat pada lingkaran, yaitu :
  • Elemen lingkaran yang berupa titik, yaitu :
    1. Titik pusat (P)
      merupakan titik tengah lingkaran, dimana jarak titik tersebut dengan titik manapun pada lingkaran selalu tetap.
  • Elemen lingkaran yang berupa garisan, yaitu :
    1. Jari-jari (R)
      merupakan garis lurus yang menghubungkan titik pusat dengan lingkaran.
    2. Tali busur (TB)
      merupakan garis lurus di dalam lingkaran yang memotong lingkaran pada dua titik yang berbeda.
    3. Busur (B)
      merupakan garis lengkung baik terbuka, maupun tertutup yang berimpit dengan lingkaran.
    4. Keliling lingkaran (K)
      merupakan busur terpanjang pada lingkaran.
    5. Diameter (D)
      merupakan tali busur terbesar yang panjangnya adalah dua kali dari jari-jarinya. Diameter ini membagi lingkaran sama luas.
    6. Apotema
      merupakan garis terpendek antara tali busur dan pusat lingkaran.
  • Elemen lingkaran yang berupa luasan, yaitu :
    1. Juring (J)
      merupakan daerah pada lingkaran yang dibatasi oleh busur dan dua buah jari-jari yang berada pada kedua ujungnya.
    2. Tembereng (T)
      merupakan daerah pada lingkaran yang dibatasi oleh sebuah busur dengan tali busurnya.
    3. Cakram (C)
      merupakan semua daerah yang berada di dalam lingkaran. Luasnya yaitu jari-jari kuadrat dikalikan dengan pi. Cakram merupakan juring terbesar.

Persamaan

Suatu lingkaran memiliki persamaan
(x - x_0)^2 + (y - y_0)^2 = R^2 \!
dengan R\! adalah jari-jari lingkaran dan (x_0,y_0)\! adalah koordinat pusat lingkaran.
Jika pusat lingkaran terdapat di (0,0) \!, maka persamaan di atas dapat dituliskan sebagai
x^2 + y^2 = R^2 \!
Bentuk persamaan lingkaran dapat dijabarkan juga menjadi bentuk
x^2 + Ax + y^2 + By + C = 0 \!
dengan \sqrt{\frac{A^2 + B^2}{4} - C} \! adalah jari-jari lingkaran dan (- \frac{A}{2}, -\frac{B}{2}) \! adalah koordinat pusat lingkaran. Bentuk persamaan tersebut dikenal sebagai bentuk umum persamaan lingkaran.

Persamaan parametrik

Lingkaran dapat pula dirumuskan dalam suatu persamaan parameterik, yaitu
x = x_0 + R \cos(t) \!
y = y_0 + R \sin(t) \!
yang apabila dibiarkan menjalani t akan dibuat suatu lintasan berbentuk lingkaran dalam ruang x-y.

Luas lingkaran

Luas lingkaran
Luas lingkaran memiliki rumus
A = \pi R^2 \!
yang dapat diturunkan dengan melakukan integrasi elemen luas suatu lingkaran
dA = rd\theta\ dr
dalam koordinat polar, yaitu
\int dA = \int_{r=0}^R \int_{\theta=0}^{2\pi} rd\theta\ dr
= \int_{r=0}^R rdr \int_{\theta=0}^{2\pi} d\theta 
= \frac 1 2 (R^2-0^2) \ (2\pi-0) = \pi R^2 \!
Dengan cara yang sama dapat pula dihitung luas setengah lingkaran, seperempat lingkaran, dan bagian-bagian lingkaran. Juga tidak ketinggalan dapat dihitung luas suatu cincin lingkaran dengan jari-jari dalam R_1\! dan jari-jari luar R_2\!.

Penjumlahan elemen juring

Area of a circle.svg
Luas lingkaran dapat dihitung dengan memotong-motongnya sebagai elemen-elemen dari suatu juring untuk kemudian disusun ulang menjadi sebuah persegi panjang yang luasnya dapat dengan mudah dihitung. Dalam gambar r berarti sama dengan R yaitu jari-jari lingkaran.

Luas juring

Luas juring suatu lingkaran dapat dihitung apabila luas lingkaran dijadikan fungsi dari R dan θ, yaitu;
A(R,\theta) = \frac 1 2 R^2 \theta \!
dengan batasan nilai θ adalah antara 0 dan . Saat θ bernilai , juring yang dihitung adalah juring terluas, atau luas lingkaran.

Luas cincin lingkaran

Suatu cincin lingkaran memiliki luas yang bergantung pada jari-jari dalam R_1\! dan jari-jari luar R_2\!, yaitu
A_{cincin} = \pi (R_2^2 - R_1^2) \!
di mana untuk R_1 = 0\! rumus ini kembali menjadi rumus luas lingkaran.

Luas potongan cincin lingkaran

Dengan menggabungkan kedua rumus sebelumnya, dapat diperoleh
A_{potongan\ cincin} = \frac \pi 2 (R_2^2 - R_1^2) \theta \!
yang merupakan luas sebuah cincin tak utuh.

Keliling lingkaran

Keliling lingkaran memiliki rumus:
K = 2\pi R\!

Panjang busur lingkaran

Panjang busur suatu lingkaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus
L = R \theta \!
yang diturunkan dari rumus untuk menghitung panjang suatu kurva
dL = \int \sqrt{1 + \left( \frac{dy}{dx}\right) ^2 } dx \!
di mana digunakan
y = \pm \sqrt{R^2 - x^2} \!
sebagai kurva yang membentuk lingkaran. Tanda \pm mengisyaratkan bahwa terdapat dua buah kurva, yaitu bagian atas dan bagian bawah. Keduanya identik (ingat definisi lingkaran), sehingga sebenarnya hanya perlu dihitung sekali dan hasilnya dikalikan dua.

π(Pi)

Nilai pi adalah suatu besaran yang merupakan sifat khusus dari lingkaran, yaitu perbandingan dari keliling K dengan diameternya D:
 \pi = \frac K D

Peluang, Permutasi & Kombinasi Matematika


1) Permutasi
Permutasi adalah susunan unsur-unsur yang berbeda dalam urutan tertentu. Pada permutasi urutan diperhatikan sehingga
Permutasi k unsur dari n unsur adalah semua urutan yang berbeda yang mungkin dari k unsur yang diambil dari n unsur yang berbeda. Banyak permutasi k unsur dari n unsur ditulis atau .
Permutasi siklis (melingkar) dari n unsur adalah (n-1) !
Cara cepat mengerjakan soal permutasi
dengan penulisan nPk, hitung 10P4
kita langsung tulis 4 angka dari 10 mundur, yaitu 10.9.8.7
jadi 10P4 = 10x9x8x7 berapa itu? hitung sendiri :)
Contoh permutasi siklis :
Suatu keluarga yang terdiri atas 6 orang duduk mengelilingi sebuah meja makan yang berbentuk lingkaran. Berapa banyak cara agar mereka dapat duduk mengelilingi meja makan dengan cara yang berbeda?
Jawab :
Banyaknya cara agar 6 orang dapat duduk mengelilingi meja makan dengan urutan yang berbeda sama dengan banyak permutasi siklis (melingkar) 6 unsur yaitu :
2) Kombinasi
Kombinasi adalah susunan unsur-unsur dengan tidak memperhatikan urutannya. Pada kombinasi AB = BA. Dari suatu himpunan dengan n unsur dapat disusun himpunan bagiannya dengan untuk Setiap himpunan bagian dengan k unsur dari himpunan dengan unsur n disebut kombinasi k unsur dari n yang dilambangkan dengan ,
Contoh :
Diketahui himpunan .
Tentukan banyak himpunan bagian dari himpunan A yang memiliki 2 unsur!
Jawab :

Banyak himpunan bagian dari A yang memiliki 2 unsur adalah C (6, 2).

Cara cepat mengerjakan soal kombinasi
dengan penulisan nCk, hitung 10C4
kita langsung tulis 4 angka dari 10 mundur lalu dibagi 4!, yaitu 10.9.8.7 dibagi 4.3.2.1
jadi 10C4 = 10x9x8x7 / 4x3x2x1 berapa itu? hitung sendiri :)
Ohya jika ditanya 10C6 maka sama dengan 10C4, ingat 10C6=10C4. contoh lainnya
20C5=20C15
3C2=3C1
100C97=100C3
melihat polanya? hehe semoga bermanfaat!
Peluang Matematika
1. Pengertian Ruang Sampel dan Kejadian
Himpunan S dari semua kejadian atau peristiwa yang mungkin mucul dari suatu percobaan disebut ruang sampel. Kejadian khusus atau suatu unsur dari S disebut titik sampel atau sampel. Suatu kejadian A adalah suatu himpunan bagian dari ruang sampel S.
Contoh:
Diberikan percobaan pelemparan 3 mata uang logam sekaligus 1 kali, yang masing-masing memiliki sisi angka ( A ) dan gambar ( G ). Jika P adalah kejadian muncul dua angka, tentukan S, P (kejadian)!
Jawab :
S = { AAA, AAG, AGA, GAA, GAG, AGG, GGA, GGG}
P = {AAG, AGA, GAA}
2. Pengertian Peluang Suatu Kejadian
Pada suatu percobaan terdapat n hasil yang mungkin dan masing-masing berkesempatan sama untuk muncul. Jika dari hasil percobaan ini terdapat k hasil yang merupakan kejadian A, maka peluang kejadian A ditulis P ( A ) ditentukan dengan rumus :
Contoh :
Pada percobaan pelemparan sebuah dadu, tentukanlah peluang percobaan kejadian muncul bilangan genap!
Jawab : S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6} maka n ( S ) = 6
Misalkan A adalah kejadian muncul bilangan genap, maka:
A = {2, 4, 6} dan n ( A ) = 3
3. Kisaran Nilai Peluang Matematika
Misalkan A adalah sebarang kejadian pada ruang sampel S dengan n ( S ) = n, n ( A ) = k dan
Jadi, peluang suatu kejadian terletak pada interval tertutup [0,1]. Suatu kejadian yang peluangnya nol dinamakan kejadian mustahil dan kejadian yang peluangnya 1 dinamakan kejadian pasti.
4. Frekuensi Harapan Suatu Kejadian
Jika A adalah suatu kejadian pada frekuensi ruang sampel S dengan peluang P ( A ), maka frekuensi harapan kejadian A dari n kali percobaan adalah n x P( A ).
Contoh :
Bila sebuah dadu dilempar 720 kali, berapakah frekuensi harapan dari munculnya mata dadu 1? Jawab :
Pada pelemparan dadu 1 kali, S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 } maka n (S) = 6.
Misalkan A adalah kejadian munculnya mata dadu 1, maka:
A = { 1 } dan n ( A ) sehingga :
Frekuensi harapan munculnya mata dadu 1 adalah
5. Peluang Komplemen Suatu Kejadian
Misalkan S adalah ruang sampel dengan n ( S ) = n, A adalah kejadian pada ruang sampel S, dengan n ( A ) = k dan Ac adalah komplemen kejadian A, maka nilai n (Ac) = n – k, sehingga :

Jadi, jika peluang hasil dari suatu percobaan adalah P, maka peluang hasil itu tidak terjadi adalah (1 – P).
Peluang Kejadian Majemuk
1. Gabungan Dua Kejadian
Untuk setiap kejadian A dan B berlaku :
Catatan : dibaca “ Kejadian A atau B dan dibaca “Kejadian A dan B”
Contoh :
Pada pelemparan sebuah dadu, A adalah kejadian munculnya bilangan komposit dan B adalah kejadian muncul bilangan genap. Carilah peluang kejadian A atau B!
Jawab :
2. Kejadian-kejadian Saling Lepas
Untuk setiap kejadian berlaku Jika . Sehingga Dalam kasus ini, A dan B disebut dua kejadian saling lepas.
3. Kejadian Bersyarat
Jika P (B) adalah peluang kejadian B, maka P (A|B) didefinisikan sebagai peluang kejadian A dengan syarat B telah terjadi. Jika adalah peluang terjadinya A dan B, maka Dalam kasus ini, dua kejadian tersebut tidak saling bebas.
4. Teorema Bayes
Teorema Bayes(1720 – 1763) mengemukakan hubungan antara P (A|B) dengan P ( B|A ) dalam teorema berikut ini :
5. Kejadian saling bebas Stokhastik
(i) Misalkan A dan B adalah kejadian – kejadian pada ruang sampel S, A dan B disebut dua kejadian saling bebas stokhastik apabila kemunculan salah satu tidak dipengaruhi kemunculan yang lainnya atau : P (A | B) = P (A), sehingga:

Sebaran Peluang
1. Pengertian Peubah acak dan Sebaran Peluang.
Peubah acak X adalah fungsi dari suatu sampel S ke bilangan real R. Jika X adalah peubah acak pada ruang sampel S denga X (S) merupakan himpunan berhingga, peubah acak X dinamakan peubah acak diskrit. Jika Y adalah peubah acak pada ruang sampel S dengan Y(S) merupakan interval, peubah acak Y disebut peubah acak kontinu. Jika X adalah fungsi dari sampel S ke himpunan bilangan real R, untuk setiap dan setiap maka:

Misalkan X adalah peubah acak diskrit pada ruang sampel S, fungsi masa peluang disingkat sebaran peluang dari X adalah fungsi f dari R yang ditentukan dengan rumus berikut :

2. Sebaran Binom
Sebaran Binom atau Distribusi Binomial dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

Dengan P sebagai parameter dan
Rumus ini dinyatakan sebagai:
untuk n = 0, 1, 2, …. ,n
Dengan P sebagai parameter dan
P = Peluang sukses
n = Banyak percobaan
x = Muncul sukses
n-x = Muncul gagal